Unforgettable Live In

Jumat, 13 November 2015
Senin sore tanggal 19 Oktober 2015, saya dan 1 angkatan kelas 11 SMA Ananda Bekasi berangkat ke Yogyakarta. Kami berangkat menggunakan 2 bus pada sekitar pukul 18.00 WIB. Sebelum berangkat, kami diberikan arahan terlebih dahulu apa yang akan kami lakukan setelah kami tiba di Yogyakarta. Kami bersenang-senang diperjalanan, kami bernyanyi, bergurau, bercanda-tawa. Pada pukul 08.00 kami berhenti di Restoran Pringsewu. 



Kami disambut dengan lagu daerah dan kami pun menikmati makan malam kami. Makanannya cukup lezat dan memuaskan. Setelah selesai makan malam, kami semua melanjutkan perjalanan kami dan melanjutkan canda-tawa kami di bus. Bahkan pada pukul 24.00 bus kami masih berisik dan belum ada yang terserang kantuk. Namun, apa daya lelah pun menyerang kami hingga pada pukul 03.00 pagi kami pun terlelap hingga kami sampai di Yogyakarta. 

Kami tiba Yogyakarta pada hari Selasa sekitar pukul 06.00 pagi dan kami berhenti di Restoran Paradise. Kami mandi dan sarapan disana. Setelah itu, kami berangkat ke UGM (Universitas Gadjah Mada) yang merupakan Universitas tertua di Indonesia. Kami tiba pukul 08.45 dan pada pukul 09.00 - 11.00 kami berkunjung ke Fakultas Kedokteran UGM dan mengunjungi Museum Anatomi dan Museum Skills Lab di UGM. 




Kemudian kami makan siang di bus dan melanjutkan perjalan ke Pantai Parangtritis. Kami bermain-main disana tanpa memedulikan panasnya terik matahari pada siang itu. Selanjutnya, kami langsung melanjutkan perjalanan kami ke tempat tujuan utama Live In kami yaitu Dusun Piyudan, Desa Padureso, Kecamatan Jumo. Di perjalanan menuju tempat tujuan Live In angkatan ke-5 dari SMA Ananda Bekasi, kami berhenti di 2 tempat untuk membeli oleh-oleh berupa makanan dan baju. Lalu, kami pun melanjutkan perjalanan kami. 

Kami tiba di Dusun Piyudan pada pukul 20.30 dan langsung menuju lapangan tempat kami disambut oleh Kepala Desa dan masyarakat disana. Setelah itu, ada kata sambutan dari Kepala SMA Ananda Bekasi dan dari Kepala Desa. Lalu, acara penyambutan tersebut ditutup dengan acara serah terima siswa-siswi SMA Ananda kepada orang tua asuh. Saya bersama dua teman saya lainnya, yaitu Elvia dan Dewi memiliki orang tua asuh bernama Pak Widiyatno. Kami pun segera mengikuti orang tua asuh kami untuk pergi ke rumahnya. Kami diterima dengan baik oleh orang tua asuh kami. Sesampainya di rumah orang tua asuh kami, kami pun segera mandi untuk menyegarkan kembali tubuh kami. Setelah itu, kami mengbrol sebentar dengan orang tua asuh kami


Lalu kami pun disuruh untuk segera makan dan beristirahat. Kami pun menurut karena memang dari tadi kami sudah kelaparan dan juga lelah dan kantuk sudah menyerang kami. Setelah itu, kami pun jatuh tertidur.

Rabu keesokan harinya, kami bangun terlambat akibat kelelahan. Setelah itu kami pun segera mandi dan sarapan, dan setelah itu kami ikut ibu pergi ke sawah. Di sawah, kami menemani ibu mengambil pepaya dan sepulangnya dari sawah kami membantu warga lain untuk mengikat dahan tomat. 



Setelah itu kami pun pulang ke rumah. Pada siang harinya kami bermain dengan teman - teman lainnya dan pergi ke kali untuk membantu seorang ibu mengangkat batu. Setelah selesai membantunya, kami pun bermain di sekitar kali dan tak lama setelah itu kami pun pulang ke rumah untuk makan siang. 



Pada sore harinya, kami mengobrol di dalam rumah dan mandi. Pada malam harinya, kami berkumpul bersama orang tua asuh kami dan bercengkrama sebentar kemudian kami pun makan malam dan kami pun pamit untuk pergi izin tidur.

Pada hari Kamis, kami bertiga bangun lebih pagi untuk ikut ibu pergi ke Pasar Jumo dan menemani ibu belanja makanan di pasar. Kami pergi dengan berjalan kaki namun kami tidak merasa lelah sedikitpun walaupun jaraknya lumayan jauh. Kita berbelanja sekitar 30 menit dan kemudian pulang menggunakan angkot. Setelah sampai rumah, kami pun membantu ibu membuat jenang


Setelah selesai kami segera mandi dan sarapan. Sekitar jam 11.oo pagi, kami bertiga sepakat untuk pergi ke Pasar Ngadirejo untuk membeikan orang tua asuh kami kenang – kenangan. Kami bertiga pergi bersama dengan teman yang lain menggunakan angkot. Kami bertiga berbelanja sekitar 1 jam dan kemudian pulang. Kemudian, di Dusun Piyudan diadakan acara Bazar Murah dengan menjual baju – baju bekas layak pakai seharga mulai dari Rp 5.000 – Rp 2.000. Uang hasil penjualan kemudian akan masuk ke kas masing –masing RT. Setelah selesai baksos, kami bertiga pergi berjalan kaki ke Alfamart yang terletak tidak jauh dari Pasar Jumo. Kami berniat untuk pergi menggunakan angkot, namun tidak ada angkot yang lewat. Dan akhirnya, kami pun berjalan kaki dan pulang juga dengan berjalan kaki. Sesampainya di rumah, kami bertiga segera mandi dan makan malam. Saat malam mulai larut, kami pun tidur.

Kami bangun lebih telat dari hari sebelumnya pada Jumat pagi. Hari ini, rencananya akan diadakan wisata ke Jumprit dan Candi Liangan bagi yang mau ikut serta. Namun, kami bertiga sudah sepakat untuk tidak ikut karena takut kelelahan dan kami lebih memilih untuk tinggal di Dusun Piyudan saja. Kami pun pergi ke sawah untuk membantu bapak memetik cabai. Kami mendapat 2 ember penuh dengan cabai.  



Setelah itu, kami berkeliling ke sawah dan kali. Di kali, kami melihat ada kerbau yang sedang dimandikan. Kemudian, kami berkeliling ke rumah orang tua asuh teman kami dan bermain disana.Di rumah orang tua asuh teman kami, mereka memelihara marmut dan kami pun tertarik untuk bermain dengan marmut - marmut tersebut.






Setelah selesai bermain, kami pun pulang. Namun, sesampainya dirumah, ternyata ibu mengajak kami untuk pergi melihat arca sapi. Kami pun berjalan kaki pergi ke tempat arca sapi bersama ibu.
 

Sore harinya, kami pergi memancing dengan kedua anak orang tua asuh kami yaitu Mas Edi dan Farikhlas. Mas Edi berhasil menangkap 6 ekor lele sedangkan saya hanya berhasil menangkap 1. Walaupun begitu, saya tetap senang karena paling tidak saya berhasil menangkap lele tersebut walaupun hanya 1. 


Setelah selesai memancing kami membawa hasil pancingan kami ke rumah dan pada malam harinya ibu menggoreng lele tersebut. Setelah selesai makan, seperti hari – hari sebelumnya, kami pun mengobrol dan kami pun tidur.

Pada hari Sabtu, setelah kami bangun, kami mandi dan sarapan. Lalu, kami berkemas dan membereskan segaa barang bawaan kami untuk bersiap – siap pulang. Kami bertiga merasa sedih karena harus meninggalkan Dusun Piyudan. Kami masih tidak rela untuk pergi dari tempat tersebut karena Dusun Piyudan sangatlah nyaman untuk ditinggali, udaranya sejuk dan segar, warganya juga sangat ramah. 


 
Namun, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan dan hal tersebut tidak dapat kita hindari lagi. Pada sore harinya, kami memberikan kenang- kenangan kepada orang tua asuh kami dan berterimakasih karena telah menerima kami di rumah mereka serta meminta maaf apabila kami telah merepotkan mereka. Kami bertiga dan orang tua asuh kami menangis karena harus berpisah. Kemudian, kami pergi ke lapangan Dusun Piyudan untuk menyaksikan pertunjukkan Kuda Lumping yang dipersembahkan oleh Karang Taruna persembahan dari pihak Dusun Piyudan.



Dan dari pihak SMA Ananda Bekasi, teman kami Ningrum mempersembahkan Tari Pendet, dan ada juga Vocal Group yang dipersembahkan oleh Jeremia, Vendo, Eva, dan Ananda. Acara penutupan yang berlangsung di lapangan Dusun Piyudan sangatlah menarik. Setelah itu, kami semua bersalam – salaman dengan seluruh warga Dusun Piyudan. Sebagian besar warga dan siswa – siswi menangis. Lalu, kami pun naik ke bus kami dan pulang.

Perjalanan pulang tidak seramai dan seantusias perjalanan saat kami pergi Live In karena semua masih diliputi dengan rasa sedih. Keheningan di bus sangat terasa. Pada malam harinya, bus kami berhenti di suatu restoran untuk makan malam. Setelah selesai makan malam, kami semua pun jatuh tertidur.

Minggu tanggal 25 Oktober 2015 pukul 05.30 pagi, kami pun sampai di SMA Ananda Bekasi. Setelah mengambil barang - barang bawaan kami di bagasi bus, kami pun pulang ke rumah kami masing – masing. Walaupun pengalaman Live In kami tidak lama, yaitu hanya seminggu dari tanggal 19 Oktober hingga 24 Oktober. Saya mendapat banyak pelajaran dari Live In tersebut. Diantaranya adalah, saya lebih menghargai rasa kekeluargaan dan lebih menghargai uang setelah melihat langsung betapa sulitnya warga Dusun Piyudan mencari uang. Setelah kegiatan Live In tersebut, saya akan berpikir dua kali untuk menggunakan uang saya supaya tidak terjadi pemborosan yang seharusnya tidak perlu. Saya berharap supaya untuk selanjutnya masih akan terus diadakan Live In untuk adik – adik kelas saya karena Live In merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan dan mendidik.









0 komentar:

Posting Komentar